“Aku tidak percaya kau masih saja sendiri. Sudah lebih empat
tahun sejak terakhir kali kau menjalin hubungan dengan seorang namja. Lalu
sekarang???” Sudah berkali-kali Soo Young melontarkan pertanyaan tersebut pada
Hyun Ji.
“Memangnya kenapa? Ada yang salah? Aku hanya menikmati
kesendirianku. Itu saja,” balas Hyunji enteng.
“Daebak!! Sekarang kau terdengar seperti yeoja tangguh yang
tidak membutuhkan namja manapun.”
“Bukan begitu. Minumanku habis. Apa kau juga mau pesan lagi?” tanya
Hyun Ji mencoba mengalihkan pembicaraan.
Hyun Ji pun memanggil pelayan café dan memesan minuman lagi. Hyun Ji dan
Soo Young memang sering berkunjung ke café tersebut, terutama saat akhir pekan
seperti saat ini.
“Jangan mengalihkan pembicaraan. Katakan padaku. Apa tidak ada
namja yang menarik perhatianmu?” Soo Young begitu penasaran terhadap kehidupan
asmara sahabatnya ini. Ia selalu menceritakan kisah cintanya dengan semua namja
yang pernah dikencaninya pada Hyun Ji. Namun Hyun Ji tidak sekalipun
menceritakan kisahnya.
“Tidak ada,” jawab Hyun Ji pendek.
“Bohong!! Bagaimana bisa tidak ada namja yang kau sukai? Apa ada
sesuatu?” desak Soo Young.
Soo Young tidak terima dengan jawaban Hyun Ji. Baginya aneh saja
mendengar Hyn Ji mengatakan tidak ada namja yang disukainya. Seingat Soo Young dulu
saat mereka masih memakai seragam SMA, ada banyak namja yang menarik perhatian
sahabatnya itu. Yah walaupun hanya one-sided love, tapi setidaknya ada yang
disukainya. Namun sekarang satupun tidak ada?? Yang benar saja??
“Ya!! Apa jangan-jangan kau??? Soo Young menatap horror pada
Hyun Ji.
“Ya!! Apa yang kau pikirkan?? Tentu saja aku masih normal!!!”
teriak Hyun Ji. “Aku hanya…… Hmmmm…..” Hyun Ji tidak tau bagaimana
menceritakannya.
Soo Young diam. Menunggu Hyun Ji melanjutkan kalimatnya. Sedetik
kemudian setelah sadar Hyun Ji tidak mengatakan apapun, Soo Young mulai tidak
sabar. “Ada apa? Katakan saja padaku?”
“Entahlah. Aku hanya tidak tau bagaimana memulainya.” Hyun Ji
mulai berbagi cerita pada sahabat di hadapannya tersebut.
Seperti yang Soo Young ketahui, memang ada beberapa namja yang
benar-benar menarik perhatian Hyun Ji, namun semuanya hanyalah perasaan sepihak
saja. Memang dulu Hyun Ji pernah menjalin hubungan dengan beberapa namja. Namun
itu tidak bertahan lama dan itupun bukan karena Hyun Ji benar-benar menyukai
namja-namja tersebut. Tapi di saat Hyun Ji mulai membuka hatinya, hubungannya
berantakan. Dan Hyun Ji benci itu. Saat itu Hyun Ji berjanji pada dirinya
sendiri bahwa ia hanya akan menerima jika ia benar-benar suka.
Lalu Hyun Ji mulai menyukai namja lain. Tapi seperti yang
sudah-sudah, hanya perasaan sepihak. Hyun Ji lelah. Ia memutuskan untuk tidak
memulai terlebih dahulu. Biarlah mereka yang memulainya.
Alasan itulah yang bisa menjelaskan mengapa tidak ada namja yang
menarik perhatiannya. Tidak ingin tertarik, lebih tepatnya. Setelah sekian lama
terbiasa sendiri, sekarang ia benar-benar tidak tau bagaimana memulainya.
“Seperti itulah,” Hyun ji mengakhiri penjelasannya.
Soo Young menghela napas panjang. Ia tidak menyangka alasannya
sesederhana dan serumit itu. Entahlah. “Kau seperti terperangkap dengan dirimu
sendiri. Lalu bagaimana sekarang?”
“Aku tidak tau. Walaupun aku ingin memulainya lagi tetap saja……”
“Baiklah. Kalau begitu aku akan memperkenalkanmu pada seorang
namja. Aku yakin dia pasti bisa membantumu memulainya lagi.” Soo Young
tersenyum. Ia yakin bahwa namja pilihannya itu bisa membantu Hyun Ji keluar
dari perangkapnya sendiri. Ia juga senang akhirnya Hyun Ji jujur pada dirinya
sendiri.
“Yaaaahhh… Kita lihat saja nanti.”
********
0 comments:
Post a Comment